Thursday, August 9, 2007

Gue orang kaya yang sangat beruntung (Good Reading)

Tanggal: Thu, 9 Aug 2007 09:04:33 +0700
Dari: "Setiawan, Panggah" <SETIAWAP@Mattel.com>

From: RINA ZULIANTI
Date: Tue, Aug 7, 2007 at 4:33 PM


Sebenarnya tulisan ini diambil dari sebuah blog {which is private
area} tapi karena si pemiliknya mengumumkan blog tsb ke milis groups
dan meminta tanggapan dari para member, berarti sudah menjadi konsumsi
publik dan tentunya boleh dikutip. Eniwei tulisan tsb cukup menarik
untuk dibaca secara yang menulisnya juga masih muda.

------------------------------------------------------------------------
--------------------

Gue orang kaya yang sangat beruntung


Gue adalah orang yang terkaya di dunia loh! Dan gue juga orang yang
paling beruntung. Gak percaya...? Mari kita buktikan!

Gue menikah di usia yang sangat muda (umur 22 tahun) dan sekarang udah
punya anak cewek umur setahun. Gue sekeluarga tinggal di Bali jauh dari
orangtua, jauh dari mertua dan yang paling penting jauh dari sanak
saudara yang gak ada gunanya, kecuali cuma buat komentar dan ngegosipin
kehidupan keluarga kita. Rumah kontrakan yang kita tinggalin tepat di
depan dan dibelakang sawah. Bo! Atmosfirnya bagus banget buat kesehatan
keluarga kita, ditambah dengan lingkungannya yang gak usil, bener-bener
bagus buat perkembangan otak anak gue. Tinggal di lingkungan tradisional

seperti sekarang ngebuat anak gue kaya akan referensi, karena gak jauh
dari tempat tinggal kita (+/- 10 menit) udah ada Kuta yang bernuansa
Internasional. Kurang mewah apa coba?

Gue gak butuh pamer! Jadi gue gak perlu keluar duit yang gak perlu cuma
buat beli pakaian model terbaru, atau tas dan sepatu yang matching, atau
make up yang bikin muka gue jadi makin kaya ondel-ondel, atau perhiasan
yang ngebuat mata bandit menatap tajam. Yang gue perluin buat diri gue
sendiri cuma makan 3 kali sehari dengan menu seimbang antara
karbohidrat, protein, vitamin & mineral dan gue juga masih sanggup buat
beli susu! Kurang mewah apa coba?

Untuk kebutuhan sekunder dan tertier, gue cuma punya TV 14 inchi merk
Sanyo (dimana acaranya emang gak guna buat ditonton, jadi TV ukuran
segitu udah berlebihan banget), kulkas kecil buat taruh air es dan buah
segar, tape mini buat nyetel musik Mozart pengantar tidur, DVD player
(cuma sesekali dipakai), Setrika (cuma sesekali dipakai), laptop (cuma
sesekali dipakai) dan terakhir motor Honda supra fit cicilan yang
perawatannya gak mengeluarkan banyak biaya, yang hemat BBM, dan kalo
pecah ban dan rusak velg cuma ganti beberapa puluh ribu aja. Kurang
mewah apa coba?

Soal rasa aman, udah jelas gak bakal ada maling yang minat buat ngambil
barang gue, secara gue gak pernah nyimpen emas dan barang elektronik
yang gue punya ENGGA BANGET! Jadi gue gak perlu was-was kalo pergi dalam

waktu lama. Selain itu, Bali gitu loh! The savest place on earth...
Kurang mewah apa coba?

Gue dan suami jobless. Jadi kalo ditanya orang apa pekerjaan kita,
paling kita jawab SENIMAN. Terus gimana kita bisa membiayai kehidupan
sehari-hari? Good question! Kita jalin hubungan yang baik dengan
beberapa foreigner. Mereka pesan barang-barang etnik lewat kita (semacam
sepatu etnik, sendal etnik, tas etnik, topi, etc), terus kita punya
tukang yang bakal ngerjain pesanan-pesanan tadi di rumah masing-masing,
setelah selesai mereka bakal nganterin pesanan ke rumah dan kemudian
kita tinggal mengirimnya ke cargo. Gampang khan? Kita gak butuh NPWP
karena udah ada cargo yang mengurus semua, karena itu kita juga gak
pernah bayar pajak karena usaha kita adalah "usaha siluman". Tapi yang
jelas, begitu barang nyampe di cargo, kita udah tinggal kipas-kipas duit
karena bayaran langsung ditransfer via rekening. Soal quality control,
udah ada orang tuh yang kita bayar buat ngejaga kualitasnya. Jadi kita
gak perlu kerja banting tulang dari jam 9 pagi sampe jam 5 sore dengan
bayaran gak seberapa dan otak butek karena pekerjaan yang membosankan,
tapi tiap minggu kita dapet duit minimal 10 juta. Kurang mewah apa coba?


Untungnya kita gak kalap, dalam artian dapet duit segepok langsung
belanja belanji. Kita cuma ambil sebagian kecil buat kebutuhan
sehari-hari dan sisanya... invest lah. Jadi uang tadi bisa terus hamil
dan hamil terus dan terus dan terus. Kurang mewah apa coba?

Dengan kehidupan yang santai dan tanpa kerjaan seperti sekarang, gue dan
suami bisa 24 jam terus-terusan sama anak gue, Qiu Mattane Lao. Kita
bisa pantau terus perkembangannya, kita bisa main terus tanpa henti dan
semakin lama kita bertiga udah seperti satu tim yang kompak dalam
berbagai urusan. Urusan jalan-jalan tiap hari, hayuh! Urusan main
ujan-ujanan, okeh! Urusan main pasir di pantai, tob banget! Coba mikir,
bapak atau ibu mana yang bener-bener bisa terus-terusan sama anaknya
selama 24 jam dalam sehari dan 365 hari dalam setahun? Kurang mewah apa
coba?

Tx God gue dapet suami yang... GUE BANGET! Gue bener-bener dapet teman
hidup. Yak... betul! Bener-bener teman hidup. Gue bisa curhat soal cowok

yang ini lah, yang itu lah. Gue juga bisa diskusi soal politik, sosial,
ekonomi, etc.
Gue juga bisa protes soal apa aja ke suami gue. Dannn begitu juga
sebaliknya. Karena gue gak bisa masak, suami gue yang masak. Karena
suami gue gak pernah bisa rapi, gue yang gila akan kerapian (persis
Monica di Friends) bakal dengan senang hati beres-beres rumah. Karena
gue gak pernah doyan nyuci baju, suami gue yang ngerjain. Karena gue
seneng nyuci piring, gue yang kerjain. Jadi gue gak perlu terperangkap
dalam sektor domestik tuh! Kurang mewah apa coba?

Karena gue gak pernah stress, frekwensi marah-marah gue jadi berkurang
drastis kao dibandingin sama masa kuliah dulu. Dengan begitu, semasa gue
hamil bawaannya hepi terus. Dengan begitu pas anak gue lahir, dia jadi
gak rewel sama sekali. Beda banget sama bayi-bayi lain yang cengengnya
minta ampun. Karena kita ngurusin anak berdua aja (bener-bener berdua
loh!), kita jadi mengerti konsep membesarkan anak. Tiap pagi, suami gue
yang ngasih makan Matanlo (panggilan buat Qiu Mattane Lao), karena gue
selalu susah buat bangun pagi. Selesai makan, suami gue bawa Matanlo ke
pasar buat belanja. Selagi mereka belanja, gue beres-beres rumah.
Sepulang dari pasar, gue mandiin Matanlo. Dan seterusnya, dan
seterusnya. Coba gue tanya satu hal... ada berapa sih bapak-bapak yang
punya inisiatif buat ngasih makan atau mandiin anaknya? Kalo bukan tugas
sang istri, paling dilimpahin ke baby sitter. Mampus sana tuh anak
tumbuh dan hidup dengan mental pembantu. Kurang mewah apa coba?

Dan terakhir, gue suka (bahkan udah jadi hobi kayanya) buat bersyukur.
Semakin gue beryukur,gue negrasa hidup gue semakin kaya dan semakin
mewah. Dan gue semakin ngerasa gue adalah orang yang teramat sangat amat

banget BERUNTUNG!

----------------------------------------------------------------
This message was Sent by Takaful Mail System

No comments: