Wednesday, July 4, 2007

Ada Pahlawan diatas Pahlawan

Ada Pahlawan diatas Pahlawan
Publikasi: 23/03/2005

Mungkin tak asing di telinga kita, mendengar sebuah ungkapan bahwa
dibalik seorang tokoh besar pasti ada seorang wanita yang sangat
berpengaruh terhadap dirinya. Ungkapan itu mengingatkan kita pada
sebuah kisah Khalifah Harun Ar-Rasyid tidak banyak yang tahu dan tidak
banyak sejarah yang mencatat siapa orang yang ada di balik seorang
Khalifah ini.

Dia adalah seorang budak yang sangat cerdas, cantik, menarik juga
sangat puitis, dan istimewanya dia adalah seorang budak yang punya
tekad kuat untuk belajar. Sejalan waktu yang terus bergulir, ternyata
Allah pun Maha Adil, terhadap hambanya yang bersungguh-sungguh, Allah
benar-benar mewujudkan Surat Al-Mujaadilah Ayat 11, bahwa ?Allah akan
meninggikan derajat orang beriman dan orang?orang yang berilmu.?
Khoizuron dibebaskan dari status budak dan dinikahi oleh Khalifah
Al-Mahdi di masa Bani Abbasiyah. Khoizuron seorang wanita yang indah
tutur katanya mulia akhlaknya dari ibu yang cerdas inilah lahir dua
orang khalifah yang diantaranya Harun Ar-Rasyid.

Walaupun Khoizuron bekas seorang budak namun tidak ada tindakan yang
diskriminatif baik dari suami maupun anak-anaknya karena kecerdasan,
kemuliaan dan bijaksananya Khoizuron sebagai istri dan Ibu. Khoizuron
juga diberikan ruang khusus dalam memutuskan beberapa permasalahan
kekhalifahan. Bahkan dimasa Harun Ar-Rasyid seorang mentri, tidak
boleh mengambil keputusan tanpa bermusyawarah dengan ibunya ini sebuah
bukti kecerdikan dan Kebijaksanaan Khoizuron teruji dalam mengambil
keputusan.

Begitulah Khoizuron, sosok seorang istri dan ibu yang bijaksana dalam
proporsinya sebagai muslimah yang berperan aktif dalam mengatur
rakyat, walaupun secara formal tidak menduduki suatu jabatan tertentu.
Namun kecerdasan dan akhlaknya yang luhur mampu menjadikannya sebagai
wanita yang dipercaya dalam kebijakan negara. kehadirannya senantiasa
dirindukan baik oleh suami maupun oleh anak-anaknya pribadinya yang
wara? dan dermawan membuat cintanya tak tergantikan tatkala beliau
meninggal diusianya ke 50 tahun.

Itulah satu potret wujud riil keadilan dalam islam dimana tak ada
tindakan pembedaan karena statusnya sebagai mantan budak atau sebagai
perempuan yang konon lemah kemampuan otaknya, yang terpenting adalah
terciptanya sebuah sinergitas yang berorientasi pada amar ma?ruf nahi
munkar, tanpa menafikan kemampuan masing-masing.

Setiap laki-laki dan juga siapapun pasti membutuhkan perempuan, bahkan
Nabi sekalipun butuh perempuan. Nabi Muhammad selalu mencari Khadijah
dikala merasakan gundah dan gulananya hati, tatkala mendapat amanah
kerasulan, Nabi adam butuh Siti Hawa sebagai teman dalam mengarungi
hidup didunia, Masyarakat manapun butuh peremuan, karena perempuan
adalah ?Rahim Peradaban?. Rahim dari sebuah peradaban baik ataupun
buruk. Terlepas dari lebel baik atau buruk, tetap saja ada ?Pahlawan?
di atas ?Pahlawan?, jasa seorang perempuan yang tak tergantikan
posisinya oleh laki-laki manapun, karena perannya yang unik namun
strategis.

Ayyuhal Akhawat? posisi "tak tergantikan" akan muncul jika kita mampu
menyadari fungsi kita, membekali dengan ilmu, mempoposisikan diri
secara proporsional dan maksimal, terlebih punya daya manfaat bagi
orang disekitar kita tentunya. Menjadi seorang "Pahlawan" dibalik
seorang "Pahlawan" bukan pekerjaan kecil dan sepele, karena perannya
tak terlihat tapi justru sebuah pekerjaan yang besar karena belum
tentu semua perempuan mampu melakukannya. Wallahua'lam bis Showab.

Daarul Muslimah Daarut Tauhiid

----------------------------------------------------------------
This message was Sent by Takaful Mail System

No comments: