Monday, July 9, 2007

Motivation of The Day : " 4 Tipe Manusia Hadapi Tekanan Hidup "

Tanggal: Mon, 2 Jul 2007 09:52:54 +0700
Dari: "Rahardi, Mohamad Rian" <Mohamad-Rian.Rahardi@id.standardchartered.com>

"Semua kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan bagi jiwa kita untuk
tumbuh" (John Gray)

Pembaca, hidup memang tidak lepas dari berbagai tekanan.
Lebih-lebih,hidup di alam modern ini yang menyuguhkan beragam risiko.
Sampai seorang sosiolog Ulrich Beck menamai jaman kontemporer ini dengan
masyarakat risiko (risk society). Alam modern menyuguhkan perubahan
cepat dan tak jarang mengagetkan.

Nah, tekanan itu sesungguhnya membentuk watak, karakter, dan sekaligus
menentukan bagaimana orang bereaksi di kemudian hari.

Pembaca, pada kesempatan ini, saya akan memaparkan empat tipe orang
dalam menghadapi berbagai tekanan tersebut. Mari kita bahas satu demi
satu tipe manusia dalam menghadapi tekanan hidup ini.

Tipe pertama, tipe kayu rapuh. Sedikit tekanan saja membuat manusia ini
patah arang. Orang macam ini kesehariannya kelihatan bagus.

Tapi, rapuh sekali di dalam hatinya. Orang ini gampang sekali mengeluh
pada saat kesulitan terjadi.

Sedikit kesulitan menjumpainya, orang ini langsung mengeluh, merasa tak
berdaya, menangis, minta dikasihani atau minta bantuan. Orang ini perlu
berlatih berpikiran positif dan berani menghadapi kenyataan hidup.

Majalah Time pernah menyajikan topik generasi kepompong (cacoon
generation). Time mengambil contoh di Jepang, di mana banyak orang
menjadi sangat lembek karena tidak terbiasa menghadapi kesulitan.

Menghadapi orang macam ini, kadang kita harus lebih berani tega.
Sesekali mereka perlu belajar dilatih menghadapi kesulitan. Posisikan
kita sebagai pendamping mereka.

Tipe kedua, tipe lempeng besi. Orang tipe ini biasanya mampu bertahan
dalam tekanan pada awalnya. Namun seperti layaknya besi, ketika situasi
menekan itu semakin besar dan kompleks, ia mulai bengkok dan tidak
stabil. Demikian juga orang-orang tipe ini. Mereka mampu

menghadapi tekanan, tetapi tidak dalam kondisi berlarut-larut.

Tambahan tekanan sedikit saja, membuat mereka menyerah dan putus asa.

Untungnya, orang tipe ini masih mau mencoba bertahan sebelum akhirnya
menyerah. Tipe lempeng besi memang masih belum terlatih. Tapi, kalau mau
berusaha, orang ini akan mampu membangun kesuksesan dalam hidupnya.

Tipe ketiga, tipe kapas. Tipe ini cukup lentur dalam menghadapi tekanan.
Saat tekanan tiba, orang mampu bersikap fleksibel. Cobalah Anda menekan
sebongkah kapas. Ia akan mengikuti tekanan yang terjadi.

Ia mampu menyesuaikan saat terjadi tekanan. Tapi, setelah berlalu,
dengan cepat ia bisa kembali ke keadaan semula. Ia bisa segera melupakan
masa lalu dan mulai kembali ke titik awal untuk memulai lagi.

Tipe keempat, tipe manusia bola pingpong. Inilah tipe yang ideal dan
terhebat. Jangan sekali-kali menyuguhkan tekanan pada orang-orang ini
karena tekanan justru akan membuat mereka bekerja lebih giat, lebih
termotivasi, dan lebih kreatif. Coba perhatikan bola pingpong. Saat
ditekan, justru ia memantuk ke atas dengan lebih dahsyat. Saya teringat
kisah hidup motivator dunia Anthony Robbins dalam salah satu
biografinya.

Untuk memotivasi dirinya, ia sengaja membeli suatu bangunan mewah,
sementara uangnya tidak memadai. Tapi, justru tekanan keuangan inilah
yang membuat dirinya semakin kreatif dan tertantang mencapai tingkat
finansial yang diharapkannya.

Hal ini pernah terjadi dengan seorang kepala regional sales yang
performance- nya bagus sekali.

Bangun network

Tetapi, hasilnya ini membuat atasannya tidak suka. Akibatnya, justru
dengan sengaja atasannya yang kurang suka kepadanya memindahkannya ke
daerah yang lebih parah kondisinya. Tetapi, bukannya mengeluh seperti
rekan sebelumnya di daerah tersebut. Malahan, ia berusaha membangun
netwok, mengubah cara kerja, dan membereskan organisasi. Di tahun kedua
di daerah tersebut, justru tempatnya berhasil masuk dalam daerah tiga
top sales.

Contoh lain adalah novelis dunia Fyodor Mikhailovich Dostoevsky.

Pada musim dingin, ia meringkuk di dalam penjara dengan deraan angin
dingin, lantai penuh kotoran seinci tebalnya, dan kerja paksa tiap hari.
Ia mirip ikan herring dalam kaleng. Namun, Siberia yang beku tidak
berhasil membungkam kreativitasnya.

Dari sanalah ia melahirkan karya-karya tulis besar, seperti The Double
dan Notes of The Dead. Ia menjadi sastrawan dunia. Hal ini juga dialami
Ho Chi Minh.

Orang Vietnam yang biasa dipanggil Paman Ho ini harus meringkuk dalam
penjara. Tapi, penjara tidaklah membuat dirinya patah arang. Ia berjuang
dengan puisi-puisi yang ia tulis. A Comrade Paper Blanket menjadi buah
karya kondangnya.

Ah itu kan contoh kejadian di luar negeri . . . mungkin demikian
pertanyaan anda.

Seorang rekan yang bekerja di sebuah perusahaan otomotif terbesar di
Indonesia dikucilkan bahkan dibuang kecabang nun jauh dari kantor pusat
oleh si Boss yang seorang wanita . Namun dengan motivasi kuatnya dia
berhasil " ditarik " kembali ke kantor pusat dan malah bertugas " meng "
guide " departemen sang Boss untuk beberapa materi development dengan
ilmu yang dimilikinya .

Sekarang sang rekan malah sudah menduduki posisi puncak dengan wewenang
diatas sang boss yang mengucilkannya , walaupun di perusahaan otomotif
kompetitor.

Nah, pembaca, itu hanya contoh kecil. Yang penting sekarang adalah Anda.
Ketika Anda menghadapi kesulitan, seperti apakah diri Anda?

Bagaimana reaksi Anda? Tidak menjadi persoalan di mana Anda saat ini.

Tetapi, yang penting bergeraklah dari level tipe kayu rapuh ke tipe
selanjutnya. Hingga akhirnya, bangun mental Anda hingga ke level bola
pingpong.

Saat itulah, kesulitan dan tantangan tidak lagi menjadi suatu yang
mencemaskan untuk Anda. Sekuat itukah mental Anda?

Sumber: 4 Tipe Manusia Hadapi Tekanan Hidup oleh Anthony Dio Martin

Baca juga artikel motivasi lainnya hanya di :

http://beranigagal.blogspot.com

Salam Sukses,

M. Rian Rahardi

http://www.beranibisnis.com

------------------------------------------------
Posted by. A. ardhiansyah

----------------------------------------------------------------
This message was Sent by Takaful Mail System

No comments: