Friday, July 27, 2007

Kejang Pada Anak

Tanggal: Thu, 26 Jul 2007 16:20:07 +0700
Dari: Julhan Hutabarat <julhan.hutabarat@gmail.com>

*INFO SEHAT* edisi 25 Juli 2007

*Kejang Pada Anak*

Kejang disebabkan oleh pelepasan hantaran listrik yang abnormal di otak.
Gejala-gejala yang timbul dapat bermacam-macam tergantung pada bagian otak
yang terpengaruh, tetapi umumnya kejang berkaitan dengan suatu sensasi
"aneh", kekakuan otot yang tidak terkendali, dan hilangnya kesadaran.

Kejang dapat terjadi akibat adanya kelainan medis. Rendahnya kadar gula
darah, infeksi, cedera kepala, keracunan, atau overdosis obat-obatan dapat
menyebabkan kejang. Selain itu, kejang juga dapat disebabkan oleh tumor otak
atau kelainan saraf lainnya. Kurangnya oksigen ke otak juga dapat
menyebabkan kejang. Pada beberapa kasus, penyebab kejang mungkin tidak
diketahui. Kejang yang terjadi berulang mungkin merupakan suatu indikasi
akan adanya suatu kondisi kronik yang dikenal sebagai epilepsi.

Kejang demam merupakan kejang yang cukup sering dijumpai pada anak-anak yang
berusia dibawah 5 tahun. Kejang demam dapat timbul bila seorang anak
mengalami demam tinggi, biasanya suhu tubuh meningkat dengan cepat mencapai
39 derajat Celsius atau lebih. Walaupun hal ini sangat mengkhawatirkan bagi
orang tua, kejang seperti ini umumnya terjadi singkat dan jarang menimbulkan
masalah, kecuali bila demam yang terjadi berkaitan dengan infeksi serius
seperti meningitis. Anak yang mengalami kejang demam tidak mempunyai
kecenderungan untuk mengalami epilepsi.

*Apa Yang harus Dilakukan*
Anak yang mengalami kejang harus dibaringkan di tempat yang aman agar tidak
ada kemungkinan jatuh. Jauhkan benda-benda disekitarnya agar tidak
mengganggu. Longgarkan pakaiannya di sekitar kepala dan leher. Hati-hati
bila memasukkan benda-benda di antara gigi anak karena benda tersebut dapat
masuk dan membuntu jalan nafas anak. Jangan menahan gerakan-gerakan anak
seperti memegangi tangan atau kakinya. Segera miringkan anak apabila kejang
telah berhenti.

Selain itu segera hubungi dokter terutama bila:

1. anak tampak kesulitan bernafas
2. anak tampak berwarna kebiruan
3. anak mengalami cedera pada kepalanya
4. anak tampak sakit
5. anak memiliki suatu penyakit bawaan yang mungkin membahayakan
seperti kelainan jantung
6. anak sebelumnya dicurigai telah menelan zat-zat tertentu yang dapat
menyebabkan keracunan

Jika anak tampak bernafas dengan normal dan kejang hanya terjadi beberapa
menit saja, anda dapat menghubungi dokter setelah kejang selesai. Jika
seorang anak baru sekali mengalami kejang, segera hubungi dokter bila hal
ini terjadi. Sedangkan bila seorang anak sebelumnya pernah mengalami kejang,
hubungi dokter bila kejang terjadi lebih dari 5 menit, atau bila kejang yang
timbul lain dari kejang yang biasanya timbul.

Umumnya setelah kejang, anak akan tidur dengan "nyenyak". Periode ini
merupakan suatu periode yang dikenal sebagai periode *postictal*. Hal ini
merupakan hal yang normal, dan sebaiknya anak tidak usah berusaha
dibangunkan. Jangan memberikan makan atau minum kepada anak bila anak belum
benar-benar terbangun dan sadar.
Bila anak memang dinyatakan mengalami kejang demam oleh dokter, umumnya
dokter akan menyarankan agar anak diberi obat penurun panas bila anak demam
agar demam dapat terkendali sehingga kejang dapat dicegah. Selain itu,
dokter juga akan menyarankan untuk mengkompres anak dengan kain basah untuk
membantu mendinginkan anak.
Sumber : http://www.radiopelitakasih.com/info_bulkes.html

Salam,
Julhan H


----------------------------------------------------------------
This message was Sent by Takaful Mail System

No comments: