Dari: "Rahardi, Mohamad Rian"
<Mohamad-Rian.Rahardi@id.standardchartered.com>
Beberapa hari yang lalu saya berkesempatan memberikan training di
Bandung . Karena acara dimulai jam 13.00 maka saya berangkat dari
Jakarta pukul 9.30 .. Ketika mulai memasuki tol ke arah Sadang, di
belakang saya ada sebuah mobil Lexus berwarna hitam yang melaju dengan
kecepatan tinggi. Tetapi yang saya suka walaupun ia melaju dengan
kecepatan tinggi, ia tidak memaksakan kehendak. Jika mobil di depannya
tidak mau memberi jalan, maka ia yang mengalah dengan mengambil jalan ke
kiri dahulu baru kemudian balik lagi ke jalur kanan.
Supaya tidak ngantuk karena saya menyetir sendirian dan tertarik dengan
cara menyetir si mobil hitam ini, iseng-iseng saya membuntuti mobil
tersebut dari belakang. Saya ikuti cara ia menyetir, termasuk
kecepatannya. Ketika tidak ada mobil lain di tol, kecuali mobil tersebut
dan mobil saya, mobil hitam tersebut menambah kecepatannya. Karena
sedang membututi, tanpa sadar saya ikut menambah kecepatan mobil saya.
Ketika saya melihat panel kecepatan, menunjukkan angka 160 km/jam.
Padahal selama ini, kecepatan tercepat yang pernah saya tempuh adalah
140 km/jam, saya tidak berani melaju diatas itu. Tapi dengan adanya
mobil yang saya ikuti, saya bisa tembus rekor kecepatan mobil saya.
Sesuatu yang sulit saya lakukan jika tidak ada sparringnya.
Karena saya berhenti di suatu tempat, saya kehilangan mobil hitam
tersebut. Ketika saya mulai memacu kendaraan lagi, saya coba untuk
berlari 160 km/jam lagi. Saya berhasil mencapai kecepatan tersebut
tetapi tidak berani terlalu lama karena belum terbiasa. Ketika kemudian
ada mobil lain lagi yang melaju dengan kecepatan tinggi dan saya
buntuti, saya bisa masuk lagi ke 160 km/jam dengan durasi yang cukup
lama.
Sama seperti kehidupan ini, seringkali kita merasa sudah maksimal
melakukan sesuatu. Kita merasa tidak mungkin lagi melakukan sesuatu yang
lebih baik lagi. Namun kalau kita mempunyai sparring partner yang lebih
hebat dari kita, entah itu seorang atasan, seorang coach, seorang
mentor, role model atau apapun, maka kita bisa terpacu untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik lagi.
Namun jika kita belum matang belajar dari sparring partner kita dan
mencoba untuk mandiri, mungkin agak sulit bagi kita untuk terus berada
di kondisi sama seperti ketika ada sparring partner. Nantinya jika kita
sudah mempunyai pola dan terbiasa, barulah kita mulai bisa mandiri.
Robert Kiyosaki mengatakan bahwa penghasilan seseorang ditentukan 5
orang terdekatnya. Ilustrasi saya mengenai kecepatan mobil bisa
menjelaskan pernyataan dari Robert Kiyosaki tersebut. Jika orang-orang
di dekat kita hanya biasa-biasa saja, maka sulit bagi kita untuk
melakukan sesuatu yang luar biasa. Namun kalau kita biasa tetapi di
sekelilingnya luar biasa, maka kita akan terpacu untuk juga menjadi luar
biasa.
Apakah ada penjelasannya secara Science? Ternyata ada. Di dalam otak
manusia ada sekumpulan sel syaraf yang disebut Mirror Neuron, yang
bertugas meniru apa yang dilakukan oleh orang lain. Jika di
sekelilingnya orang hebat atau luar biasa, maka Mirror Neuron kita akan
meniru mereka sehingga menjadikan kita juga hebat dan luar biasa. Kalau
sebaliknya, maka Mirror Neuron-pun juga akan meniru yang sebaliknya.
- Siapa mobil hitam yang akan anda ikuti agar bisa menembus kecepatan
anda selama ini ?
- Siapa orang hebat dan luar biasa yang akan anda ikuti agar bisa
menembus batas yang selama ini membatasi hidup anda ?
Temukan orang tersebut, ikuti dan pelajari bagaimana ia memandang
dirinya, bagaimana keyakinan dan nilai-nilai kehidupan yang ia pegang,
bagaimana ia membangun kapabilitasnya, bagaimana tingkah lakunya, maka
anda akan mendobrak batas yang selama ini membatasi hidup anda !
Step Up, Live Life to the Max and Make Your Dreams Come True !
Norman Firman, MM., MBA., CBA
Science for Success Expert
----------------------------------------------------------------
This message was Sent by Takaful Mail System
No comments:
Post a Comment